You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Nelelamadike
Desa Nelelamadike

Kec. Ile Boleng, Kab. Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Selamat datang di Website Desa Nelelamadike,  Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Semoga media informasi dan komunikasi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan desa.  Mari kerja bersama demi kemajuan desa, dalam bingkai Desa Membangun-Kota Menata untuk Nelelamadike yang lebih baik.

RANGKUMAN HASIL PERTEMUAN VIRTUAL GRUP WA “KAME ATA NELELAMADIKEN”

Administrator 09 Oktober 2021 Dibaca 379 Kali
RANGKUMAN HASIL PERTEMUAN VIRTUAL GRUP WA “KAME ATA NELELAMADIKEN”


Sabtu, 02 Oktober 2021
Pertemuan virtual ini adalah PERTEMUAN PERDANA anggota grup wa “KAME ATA NELELAMADIKEN” dengan menghadirkan beberapa narasumber antara lain :
1. Bp. Pius Pedang Melai selaku Kepela Desa Nelelamadiken memberi paparan tentang Situasi Lewo Terkini.
2. Bp. Stefanus Ola Bura selaku Ketua BPD desa Nelelamadiken yang memaparkan soal Rekonstruksi Desa Paska Bencana.
3. Bp. Yohanes Ratu Solo memberikan paparan tentang Diaspora Nelelamadiken di Sabah, Malaysia.
4. Bp. Stefanus Ola Demon memberikan kita gambaran soal Pembangunan di Flotim oleh PT. Bumi Indah.
5. Ibu Flora Lipa Boli mengingatkan kita beberapa hal yang berhubungan dengan Grup WA kita. (Namun sesi ini tidak jadi disampaikan karena keterbatasan waktu)
Pertemuan berjalan dengan baik dengan memakan waktu 2,45 jam (dua jam empat puluh lima menit).
PEMAPARAN DARI BAPAK PIUS PEDANG SELAKU KADES NELELAMADIKEN
Dalam pemaparannya di pertemuan ini bapak Kades memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa, khususnya di desa kita agak berbeda dengan desa-desa lain pada umumnya. Pemerintah desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya WAJIB bermitra dan bersinergi dengan unsur-unsur kekuatan lewo tana, pemangku kepentingan lewo tana, Mehen Lewo, Mehen Suku.
Perlu disadari / pahami bahwa LEWO adalah pusat / awal mula timbulnya sebuah komunitas ( Rae Nabe Hau, Lau Nabe Dai, Teti Nabe Hau, Lali Nabe Haka menyatu jadi satu komunitas ) jauh sebelum adanya Desa. Dari LEWO maka lahirlah DESA. kemudian dari DESA barulah muncul adanya PEMERINTAHAN DESA. Oleh sebab itu Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugasnya (Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan) harus Sejalan dengan kearifan lokal / Adat Budaya.
Lewo tana terbentuk BUKAN dengan Undang-Undang. Sedangkan Desa terbentuk berdasarkan Undang-Undang Negara. Hal Ini perlu kita pahami dengan baik dan seksama.
Lewo terbentuk melalui sebuah Perjanjian Sakral para leluhur (Lewo Alap Tana Nimun) bersama Rera Wulan Tana Ekan yang ditandai dengan Mula Nuba, Ada Nara, Belo Dua Getu Tale, Aho Hobo Manuk Gokok. Untuk itu dalam proses Pelaksanaan Pembangunan Desa Pemerintah harus berjalan seiring dan seirama dengan Lembaga Adat
Dalam Paparan lebih lanjut bapak Kades memulainya dari sebuah kejadian besar, maha dahsyat dan boleh dikatakan mendunia yakni bencana badai seroja 04 April 2021. Atas tragedi ini di desa Nelelamadiken seolah-olah menjadi pusat Persemaian cinta yang datang dari berbagai pihak. Semua mata tertuju ke lewo tana bahkan Bapak Presiden sendiripun akhirnya datang ke lewo tana pada tanggal 9 April 2021.
Bencana yang menimpa lewo kita ini mestinya ditinjau dari berbagai aspek / sudut pandang. Ada banyak mata rantai yang perlu kita urai kembali, ada hal-hal yang perlu kita luruskan kembali dengan semangat Kaka Dike Arin Sare Opu Keru Bine Baki.
Membangun kembali desa / lewo kita pasca bencana alam haruslah memadukan berbagai unsur yang ada, (unsur adat, unsur agama, unsur pemerintah) dengan mengacu pada kearifan lokal.
Penataan kembali lewo/desa dimulai dengan membangun komunikasi dengan berbagai pihak yakni mehen Lewo, Mehen suku dan unsur-unsur masyarakat lainnya. Untuk itu dalam memulai pembangunan/pembenahan atau penataan kembali Desa/Lewo aspek kearifan lokal tidak bisa kita tinggalkan. Maka khusus kegiatan penataan Lewo yang dimulai pada tanggal 12 Mei 2021 yang ditandai dengan peristiwa pengembalian/ penempatan pusaka waris milik Nele Lewo Lema berupa 7 batang gading dan perlengkapan lainnya untuk dtempatkan kembali pada tempat yang semestinya. Karena Pusaka warisan lewo ini sebagai salah satu Kekuatan Lewo Tana yang selama ini berada di luar lewo.
Setelah pusaka lewo kita amankan dilewo/lango maka tahap selanjutnya atas kerja sama Pemangku Kesulungan, Pemangku Lewo Tana dan Pemerintah Desa dimulailah dengan menata dan melaksanakan ritual adat “Beka Lewo Tubeye” dalam artian memulihkan kembali Roh Lewo Tana Lamanele dan selanjutnya pembangunan kembali Lango Taran Neki Lali Bale Pa’pa serta penetapan kedudukan Taran Neki Lali Bale Pa’pa berdasarkan penjelasan dan penetapan oleh Mehen Nele Lewo Lema; dan saat ini sedang berproses pembangunan / Pemugaran Lango Ina/ Lango Lewho.
Untuk beberapa waktu kedepan masih akan diadakan komunikasi dan penyelesaian secara adat yang berhubungan dengan pelanggaran di Wai Jara bersama Lembaga Adat Lewo Lamahelan. Sementara pembangunan pemukiman permanen di relokasi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah. Di lain pihak Caritas Keuskupan Larantuka, membantu pembangunan rumah hunian sementara (Huntara) sebanyak 42 unit dan saat ini sudah dibangun 8 unit rumah.
Diakhir paparannya bapak Kades meminta doa restu dan dukungan dari semua warga diaspora Lamanele dimanapun berada untuk mendukung rencana menjadikan desa sebagai Desa Wisata Budaya.
Kita akan memiliki Taman Doa (segera akan dibangun) sebagai pusat wisata rohani, Tanggul Penahan Banjir sebagai tempat rekreasi dan bersantai, Lewo Lamanele sebagai salah satu Lewo yang masih asli dari dahulu kala sebagai wisata budaya, juga lokasi Relokasi rumah tinggal bagi mereka yang terdampak bencana akan dijadikan lokasi yang nyaman, indah dan lestari. Kita juga akan mencanangkan adanya pasar malam /pasar senja sepanjang jalan masuk ke relokasi selebar 7 meter.
TANGGAPAN ATAS PAPARAN MATERI DARI BAPAK KADES
1. Bapak Bernadus Tupe
Berhubung pada saat pertemuan malam itu suara bapak Bernadus tidak jelas, terputus-putus (gangguan signal), maka kami meminta agar beliau menyampaikan kembali secara tertulis apa yang beliau sampaikan malam itu.
Berikut bapak Bernadus Tupe mengirimkan beberapa catatannya dengan judul :
PANDANGAN TENTANG ARAH PEMBANGUNAN DESA MASA DEPAN
Desain pembangunan desa masa depan harus memberi dampak ekonomi atau nilai tambah bagi desa itu sendiri terutama menyentuh kebutuhan masyarakat di desa, sehingga rencana membangun dan menata sebuah desa harus memiliki ciri khas tertentu. Ciri Khas tertentu terbentuk ketika pembangunannya sesuai karakteristik wilayah desa itu, atau sesuai potensi desa/sumber daya alam desa.
Dari sinilah kita membawa desa kearah mana ?
Apakah menjadi Desa Wisata ?
 Ada Wisata Budaya
 Ada Wisata Pantai
 Ada wisata Alam Pegunungan
- Atau apakah menjadi Desa Kuliner Pangan Lokal dengan membangun sebuah pasar tradisional ?
- Apakah Desa Sehat Ramah Lingkungan ?
- Ada beberapa Potensi Desa/Sumber Daya Alam Desa dimiliki desa kita, desa Nelelamadike ?
Antara lain :
1. Kita punya Lewo Ulu
Kehadirannya tetap tradisional dan sangat terjaga kearifan lokalnya, beserta isinya. Belum tersentuh modernisasi. Ini berpotensi menjadi Destinasi Wisata.
2. Kita punya Koli Wolo
Adalah dusun istimewa, dusun penyembuhan, warisan leluhur {suku Nimunuho) yang perlu ditata kembali dengan memberikan ruang kepada Petugas Kesehatan Desa:
- Ada Dukun Desa
- Ada Bidan Desa
- Ada Perawat Desa
Tujuan : Menciptakan sebuah keunikan di Desa Nelelamadike
3. Kita punya Monumen Bersejarah. Wafatnya 56 orang saudara kita akibat banjir bandang 4 April 2021 yang lalu. Rencana Pembangunan Monumen itu sudah didesain anak kita Fuan Suban Taran jika terbangun sesuai gambar maka prediksi saya bakal jadi destinasi wisata di desa Nelelamadike.
4. Kita punya Bukut Belile
Ini menurut kami akan menjadi ikon bagi desa kita, desa Nelelamadike yang bisa dipandang dari segala sisi. Tapi harus di poles.
Di sekeliling Bukit Belile kita melakukan penghijauan dengan menanam Bunga Bogenvile dengan manfaatnya sebagai berikut :
a. Sebagai tanaman penguat teras/penahan erosi tanah ketika hujan.Humus dan zat hara tertahan membuat tanah menjadi subur, yang saat ini sedang digarap masyarakat. Kita tanam dengan jarak tertentu, sehingga tidak mengganggu tanaman yang ditanam masyarakat.
b. Menjadi Tanaman Hias
Ketika musim berbunga maka wajah belile akan berubah wajah menjadi Bukit Bongenvile yang berwarna warni. Jika dipandang dari segala sisi tentunya sangat indah. Maka Bukit Belile bisa menjadi Ikon Desa Nelelamadike.
5. Kita memiliki talud yang sedang dibangun.
Sepanjang kiri kanan talud perlu ada ruang peresapan air, dengan menanam pohon-pohon pelindung yang tahan banjir dan erosi tanah. Ini berfungsi menjaga luapan air/banjir ketika hujan sehingga sebagian air bisa meresap kedalam tanah, dengan sendirinya memperkecil aliran air ke pemukiman penduduk yang dekat dengan talud.
Kemudian talud juga bisa menjadi tempat wisata mengenang peristiwa bersejarah 4 April 2021 yang lalu. Apalagi sepanjang talud diantara pepohonan dengan lopo lopo tempat duduk bagi pengunjung.
Jadi Kesimpulan sementara Menata Masa Depan Desa kita desa Nelelamadike yang mengarah kepada DESA WISATA BUDAYA
Demikian tanggapan dan pokok-pokok pikirin dari bp. Bernadus atas paparan bapak Kades.
Tanggapan bapak Kades atas Pokok Pokok Pikiran bapak Bernadus :
Secara singkat bapak Kades menjelaskan bahwa untuk menjadikan desa kita ini sebagai Desa Wisata masih dalam bentuk Konsep Jangka Panjang. Penataan Desa Wisata kita harus menatanya mulai dari lewo. Di Flotim ini masih ada dua buah lewo yang masih asli, termasuk lewo kita. Asli dalam artian semua simbol-simbol lewo masih utuh sampai saat ini. Oleh sebab itu penataan dimulai dari lewo adalah program prioritas.
Penataan lewo sudah kita mulai saat ini. Ada rencana kita mau membuat anak tangga menuju lewo agar tampak lebih indah. Tempat parkir dan putaran kendaraan sudah kita perbaiki, tinggal semenisasi. Diharapkan tahun anggaran 2022 ada dana, maka aliran listrik juga akan coba kita masukkan ke lewo dengan tetap memegang teguh adat budaya lewo yang berlaku.
Tentang Belile, dalam waktu dekat kita akan melaksanakan penghijauan di sana, diprakarsai anak-anak dari Ujung Pandang kita akan menanam pohon-pohon untuk penghijauan sampai ke sepanjang talud yang sudah dibangun. Rencana tanggal 18 Oktober ini kita mulai menanam pohon-pohon untuk penghijauan.
TANGGAPAN, SARAN, USUL DARI BAPAK LAZARUS
Dalam tanggapannya, bapak Lazarus mengungkapkan bahwa cukup terkesima dengan kejadian musibah ini. Dalam waktu sangat singkat desa kita berubah total. Sebagai anak lewo tana yang berdomisili di luar lewo tana, saat musibah ini terjadi banyak sekali informasi-informasi yang simpang siur terutama dalam hal berbagai bantuan yang datang.
Mohon pada kesempatan baik ini bapak Kades bisa bantu memberi kami penjelasan soal bantuan ini.
Tanggapan atas pertanyaan bapak Lazarus ini, bapak Kades mengutarakan hal-hal sebagai berikut :
Sama sekali kita tidak punya niat apalagi menginginkan musibah ini terjadi. Tak seorangpun mengharapkan bencana ini. Tetapi ada satu hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa melalui bencana ini seolah-olah desa kita ini menjadi desa yang penuh cinta. Persemian Cinta melalui desa kita ini sangat luar biasa tanpa mengenal SARA. Semua membagikan dan menyatakan Cinta tulusnya ke desa ini dari berbagai unsur manyarakat baik dalam tingkat daerah, nasional maupun luar negeri. Belanda dan Australia misalnya, mereka mengirimkan bantuannya cukup banyak yang di prakarsai oleh arik anak Nelelamadekin sendiri maupun pihak lain. Berbagai komunitas masyarakat bertumpah ruah megarahkan pandangan mereka ke sini, memberikan perhatian, empati, kasih dan berbagai bantuan.
Ada banyak sekali bantuan baik berupa sandang, pangan maupun uang. sandang dan pangan ada banyak yang masih bertumpuk di posko mulanya. Terima kasih ama Lazarus yang telah menyinggung soal ini sehingga saya selaku Kades boleh memperjelaskan lagi agar kita semua menjadi jelas.
Memang benar ada banyak sekali nada-nada sumbang dengan adanya tumpukan barang-barang bantuan di maksud. Dapat saya jelaskan lagi, demikian kata Kades, Bantuan sandang dan pangan sangat banyak sekali dan datangnya dari berbagai penjuru. Jadi harapan saya, kita jangan fokus pada mengapa begitu banyak barang masih menumpuk, tetapi kita harus tahu bahwa semua kita baik yang terdampak bencana atau tidak, semuanya tidak kekurangan sandang dan pangan di lewo ini. Saya harap kita semua punya mindset yang sama tentang ini. Dan hingga saat ini semua keluarga di lewo baik yang terdampak bencana ataupun tidak masih menerima bantuan. Sampai November 2021 ini bantuan sudah disiapkan, dan bantuan pun masih berdatangan hingga kini.
Para komunitas yang memberikan bantuan mereka ke lewo ini dengan berbagai cara. Ada komunitas yang mereka membagikannya secara langsung kepada mereka yang terdampak bencana maupun tidak setelah mereka meminta data dari Kantor Desa. Ada juga yang
tidak meminta data atau sepengetahuan pemerintah desa, mereka langsung kesasaran. Dan ada pula yang mereka sumbangkan melalui Kantor Desa maupun Gereja/Paroki.
Dalam hal sumbangan uang, ada yang memberikan secara tunai ke pemerintah desa, ada pula melalui rekning. Data yang ada pada Desa bahwa per-tanggal 15 Juli 2021 semua sumbangan dalam bentuk uang sebesar Rp715.000.000,- (tujuh ratus lima belas juta rupiah).
Untuk administrasi bantuan semuanya tercatat rapi di kantor desa.
Jadi melalui kesempatan ini saya selaku Kades mau menegaskan bahwa ada suara-suara yang menyatakan sumbangan uang tunai ada milyaran rupiah adalah HOAX, TIDAK BENAR.
Di akhir tanggapannya bapak Kades mengingatkan bahwa melalui bencana ini hendaklah menjadikan motivasi bagi kita untuk maju, bangun dan bergerak bersama untuk perkembangan dan kemajuan lewo tana kedepan.
PEMAPARAN BAPAK STEFANUS OLA BURA SELAKU KETUA BPD
Ada banyak hal yang berhubungan dengan pembangunan di desa dan sudah disampaikan bapak Kades maka berikut tambahan informasi melengkapi apa yang sudah dipaparkan bapak Kades, yakni :
1. Untuk pembangunan relokasi rumah ada sebanyak 55 buah rumah dari bantuan pemerintah.
Pada saat penataan lahan memang terdapat lumayan berat tantangan terutama mencari tanah untuk ditimbun dilokasi perumahan. Mulanya kami mengambil tanah di lapangan sepak bola, tetapi baru sedikit dikerjakan lalu harus terhenti karena ada keberatan dari warga jika lapangan tersebut diambil tanahnya.
Untuk pembangunan rumah ini kita sesuaikan dengan kondisi lahan yang ada, menggunakan trap, yang masing-masing trap/kapling ada 5 rumah dibangun di atasnya. Keseluruhan ada 11 trap/kapling. Proses pembangunan rumah sudah dibangun 2 rumah, sedangkan 6 lainnya masih berupa risah install atau masih rangkanya.
2. Talud Tanggap Darurat memang sudah dikerjakan tetapi bentuknya masih biasa-biasa saja. Dalam waktu dekat Ketua BPD dan Kades akan ke Kupang untuk membicarakan penyelesaian talud ini dengan pihak terkait di Kupang.
3. Pemakaman massal akan segera dimulai pembangunannya. Di pemakaman massal terdapat 48 orang korban yang dimakamkan di situ. 2 orang korban dimakamkan di Witihama, lainnya dipemakaman keluarga.
Dipemakaman massal juga akan dibangun Taman Doa. Desain Taman Doa juga sudah selesai di desain oleh Fuan Suban Taran.
Demikian beberapa tambahan melengkapi paparan bapak Kades dari Ketua BPD Nelelamadiken.
PEMAPARAN BAPAK YONANES RATU SOLO
Karena materi yang akan disampaikan yang berhubungan dengan diaspora Lamanele, maka bapak Yohanes memberikan gambaran tentang para diaspora/perantau asal Lamanele yang merantau ke Sabah, Malaysia.
Konsep merantau yang dilakukan sampai saat ini khususnya orang kita masih pada pola tradisional. Merantau sendiri-sendiri dan tanpa dokumen pendukung yang memadai. Akibatnya setelah tiba di Sabah, sering kali terjadi manipulasi data diri untuk melengkapi dokumen agar bisa bekerja.
Bagi yang bisa memanipulasi data diri, maka soal pekerjaan sih aman-aman saja tetapi apabila terjadi kesulitan maka juga akan ada banyak hambatan bila akan diselesaikan. Bagi yang tidak memanipulasi data diri, akhirnya Paspor harus dimatikan dan bekerja secara sembunyi-sembunyi. Ini juga akan ada hambatan bila terjadi masalah, kematian umpama. Untuk hal seperti ini maka khususnya di Sabah akan diurus dengan memohon-mohon kebijakan dan belas kasih majikan untuk bisa memulangkan jenasah.
Bagi yang legal, dokumen-dokumen selaku tenaga migrasi aman-aman saja. Karena bagi mereka yang dokumennya lengkap, aka ada Perjanjian Kerja. Salah satu poin tenting Perjanjian Kerja adalah apabila terjadi kecelakaan kerja, meninggal dunia maka pihak perusahaan harus bertanggung jawab mengirimkan jenasah sampai ke lewo tanah.
Ada hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa CARA PIKIR/PENGERTIAN tenaga kerja Ilegal antara pemerintah Indonesia dan Malaysia terjadi perbedaan.
Di Indonesia apabila pekerja tidak mempunyai dokumen lengkap dianggap Pekerja Ilegal, sementara untuk Malaysia apabila ada yang menjamin maka dianggap pekerja Legal. Ini juga mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa orang-orang kita masih tetap saja menggunakan sistem merantau dengan cara tradisional. Cara ini baik, tidak masalah juga tetapi kita akan sangat kesulitan membantu bila terjadi masalah.
Di Malaysia pekerjaan Pembantu Rumah Tangga tidak dimasukkan dalam golongan Buruh, tetapi dinamakan Pekerja Domestik, sehingga tidak ada perlindungan dalam bentuk apapun bila terjadi masalah kerja. Tidak masuk dalam kategori Undang Undang Buruh Malaysia.
Bapak Yohanes dalam paparannya juga berharap agar kita para perantau sebaiknya menentukan target sendiri dalam bekerja di perantauan sehingga bila tiba waktunya kita bisa pulang ke kampung dan mengembangkan ekonomi pribadi maupun kampung halaman sendiri. Mesti ada Target Karier pintanya.
Semacam harapan atau masukan untuk pemerintah desa, coba dipikirkan kemungkinan membuat sebuah wadah Unit Pendamping Buruh Migran misalnya. Melalui wadah ini para buruh migran yang pulang dari rantau dapat diberikan pendampingan untuk berkembang di lewo sehingga tidak perlu merantau lagi. Melalui wadah Pendamping Buruh Migran Desa, masyarakat yang pulang merantau diharapkan mendapatkan pembekalan dengan harapan mereka nantinya bisa menjadi manusia wirausaha dan maju. Tak bisa kita pungkiri bahwa Desa yang maju adalah Desa dimana SDM-nya kuat.
Diakhir paparannya bapak Yohanes juga menyampaikan bahwa mendengar penjelasan bapak Kades dari awal hingga akhir penyelesaian permasalahan di lewo tana sejak musibah sampai saat ini sangat bangga, salut tetapi juga ada rasa malu dalam diri. Bangga dan salut atas langkah-langkap penyelesaian masalah di lewo dan malu karena berada di perantauan dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk ikut membantu.
Bapak Yohanes juga berharap bahwa dalam menerima bantuan-bantuan bencana disesuaikan dengan tahapan-tahapannya, sehingga bantuan bisa tepat sasaran. Saat ini kita sudah pada Tahapan Rehabilitasi. Pemdes juga diharapkan jeli dan bijak dalam mengolah berbagai bantuan yang masuk. Bantuan banyak sangat baik.
Bahwa apabila kita mengharapkan belaskasih dari Tuhan adalah sesuatu yang sangat wajar, tetapi bila kita terlalu terpaku dengan belaskasihan sesama manusia bisa melemahkan daya juang kita.
Walaupun kita terdampak bencana, kita harus bangkit, kita harus tingkatkan daya juang kita untuk masa depan kita, kita harus menjadi manusia yang tangguh.
Kita semua perlu bahu membahu untuk lewo tana kita ini.
Kalau Bukan Kita Siapa Lagi (?)
Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi (?)
Demikian bapak Yohanes mengakhiri paparannya.
TANGGAPAN BALIK bapak Kades atas paparan bapak Yohanes ini bapak Kades menyampaikan rasa terima kasih kepada semua diaspora Lamanele yang ada diperantauan. Perhatian, bantuan dan kasih para diaspora Lamanele selama ini ke lewo tana sudah sangat banyak dan baik sekali. Dan percayalah lewo tana suku lango akan senantiasa melindungi dan memberkati kita.
Tentang Wadah Pendamping Buruh Migran Desa adalah sebuah masukan yang sangat luar biasa yang selama ini memang belum terpikirkan. Pemdes akan coba mewujudkan hal ini dengan bekerja sama dengan pihak Disnaker Kabupatan kedepannya.
Ada sedikit catatan dari bapak Kades diakhir tanggapannya ini, beliau mengatakan Membangun Fisik mudah, tetapi membangun mindset/pola pikir merupakan sebuah pekerjaan sangat sulit.
PEMAPARAN DARI BAPAK STEFANUS OLA DEMON
Materi paparan dari bapak Stef ini sudah tertuang sangat jelas dan sudah dikirim di grup WA kita. bisa lihat kembali di sana data-datanya.
Bapak Stef menjelaskan bahwa beliau begitu mulai berkerja di PT Bumi Indah, dalam hati bertanya kapan Bumi Indah bisa masuk Adonara? Beliau ingin sekali bila Bumi Indah bisa masuk ke Adonara dan mambangun Adonara. Jika hal tersebut bisa terjadi maka melalui PT. Bumi Indah bapak Stef punya peluang dan kesempatan membangun Adonara melalui PT ini dan merupakan bagian dari gelekatnya untuk lewo tana, membangun lewo tana.
Puji Syukur doa dan harapannya terkabul, mulai tahun 2010 PT. Bumi Indah sudah masuk ke Adonara dan sudah banyak jasa pembangunannya untuk Adonara di mulai dari pembangunan Pelabuhan Deri tahun 2010 dan jalan raya sampai saat ini.
Klasifikasi Jalan Raya yang sudah ada di Adonara :
1. Jalan Nasional : 52,96 Km.
2. Jalan Provinsi : 51,41 Km.
3. Jalan Kabupaten : 312,90 Km.
4. Jalan Desa : 0,0 Km.
Khusus untuk Klasifikasi Jalan Desa semoga bisa menjadi perhatian Pemdes karena wewenangnya ada pada Kades. Harap ke depan melalui Pemdes kita juga bisa mengajukan jalan untuk klasifikasi Jalan Desa.
Sebagai informasi saja dan ini perlu dipikirkan oleh Pemerintah Desa juga semua pihak termasuk Kebele Lewo dan Kebele Suku untuk kita berkolaborasi bersama dengan PT. Bumi Indah sehingga dari hasil yang diproleh perusahaan juga dapat berkontribusi untuk desa/lewo.
PT. Bumi Indah memiliki perizinan untuk pertambangan. Mungkin bagus jika kita manfaatkan bebatuan yang ada di lewo kita untuk dijadikan hotmik. Kita bukan mengambil/menggali semua bebatuan tetapi bebatuan bagian atasnya saja. Ini menjadi pemikiran dan program kita ke depan semoga bisa bermanfaat untuk lewo.
Pemdes bisa juga membuat semacam Badan Usaha Milik Desa dan bisa bergerak di bidang tenaga kerja. PT. Bumi Indah setiap tahun membutuhkan tenaga kerja, maka akan sangat membantu warga kita jika kita punya wadah untuk menampung dan menyiapkan tenaga-tenaga kerja sebagaimana dimaksud. Tentu disesuaikan dengan skil dari masing-masing tenaga kerja. Selama ini TUKANG menjadi prioritas pekerja untuk PT. Bumi Indah, tetapi juga tidak menutup
kemungkinan untuk kita semua walau tidak tinggal di lewo tetapi mempunyai skil baik bisa bergabung bersama.
DOA DAN BERKAT PENUTUP OLEH RD. FRENGKY
Sebelum ditutup dengan Doa dan Berkatnya romo Frengky menyampaikan beberapa masukan di antaranya romo meminta agar kita semua selain fokus pada pembangunan fisik tetapi jangan kita lupa untuk pembangunan manusianya.
Romo sangat senang mendengar penjelasan bapak Kades tentang penyelesaian permasalahan di lewo paska bencana dengan tanpa meninggalkan KEARIFAN LOKAL.
Memang benar, bencana sudah berlalu tapi jangan kita lupa bahwa bencana yang kita alami ini juga disebabkan oleh kelakuan/prilaku manusia. Tanpa ada pertobatan, kesadaran, perubahan, maka ide/gagasan yang tercetus ini adalah suatu pilihan yang tidak mudah untuk diwujudkan. Tanpa ada perubahan prilaku, semua gagasan hanya akan tinggal gagasan. Diharapkan kita juga mencari waktu yang secara khusus kita berdiskusi tentang perubahan prilaku ini lebih mendetail untuk perkembangan bersama kedepannya.
Demikian …….
Lalu pertemuan ditutup dengan doa dan berkat dari RD. Frengky.
Batam, 8 Oktober 2021
Simon Payung Masan
Catatan Kecil :
Nama saya yang benar adalah Simon Payong Masan, tetapi karena kesalahan adminustrasi dari Akta Kelahiran dan terus digunakan sampai sekarang, kata PAYONG berubah menjadi PAYUNG.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image